Selasa, 05 November 2013

Proposal Usaha

A.  Proposal Usaha

1.  Pengertian Proposal Usaha
Sebelum membuka usaha baru, seorang wirausahawan perlu menyusun dan menetapkan langkah-langkah tepat untuk mencapai kenerhasilannya. Langkah-langkah ini menyangkut segala sesuatu yang akan dilakukannya, seperti masalah pabrik, manajemen usaha, pemasaran, pemilihan produk, risiko yang harus dihadapi, serta masalah keuangan. Langkah-langkah tersebut disusun secara rapi dan tertulis dalam bentuk proposal usaha.

Proposal usaha adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausahawan yang menggambarkan semua unsur yang relevan, baik internal maupun eksternal, mengenai usaha atau proyek baru, atau dapat dikatakan bahwa proposal usaha merupakan dokumen tertulis yang berisi mengenai usaha baru yang sedang direncanakan.

Gambaran unsur usaha yang dikemukakan sangat penting untuk memberi penjelasan mengenai usaha bisnis apa yang akan dilakukan, kemana proposal usaha akan dibawa dan bagaimana wirausahawan dapat mewujudkan segala yang tertuang dalam proposal usaha.

Begitu pentingnya proposal usaha, maka hendaknya penyusunan proposal usaha harus murni dibuat oleh wirausahawan sendiri dan tidak sekadar menyalin proposak usaha milik orang lain. Proposal usaha pada intinya mencakup atas sasaran strategi. Sasaran adalah apa yang ingin dicapai perusahaan, sedangkan strategi adalah arah tindakan untuk mencapa sasaran usaha. Dalam strategi mencakup perihal persiapan perusahaan untuk menghadapi situasi yang ada.






2.  Faktor-Faktor Penyusunan Proposal Usaha
Dalam menyusun proposal usaha perlu diperhatikan beberapa faktor berikut.

a.  Tujuan yang realistis
Tujuan yang akan dicapai hendaknya disesuaikan dengan kemampuan, spesifik, dan dapat diukur serta ada kesatuan antara waktu dan parameternya.

b.  Fleksibilitas
Harus mudah disesuaikan dengan perkembangan usaha dan memungkinkan munculnya alternatif strategi yang dapat diformulasikan.

c.  Batasan Waktu
Sub-sub tujuan proposal usaha harus dibuat secara berkesinambungan dan adanya evaluasi waktu atau kemajuan yang akan dicapai didalam usaha.

d. Komitmen
Usaha perlu mendapat dukungan dari seluruh pihak yang terlibat, baik itu dari pihak keluarga, mitra bisnis, karyawan atau anggota lain.
     
3. Manfaat Proposal Usaha
Ada beberapa manfatat yang dapat diperoleh wirausahawan dengan penyusunan proposal usaha/bisnis, yaitu sebagai berikut.
1)  Berguna untuk membandingkan antara perkiraandengan hasil yang nyata.
2)  Membantu wirausahawan untuk mengembangkan dan menguji strategidan hasil yang diharapkandari sudut pandang pihak lain.
3) Menyediakan alat komunikasi bagi wirausahawan untuk memaparkan dan meyakinkan gagasannya kepada pihak lain secara menyeluruh.
4) Membantu wirausahawan untuk dapat berpikir kritis dan objektif atas bidang usaha yang akan dimasukinya.
5) Persaingan faktor ekonomi dan analisis finansial yang masuk dalam subjek proposal usaha dapat mendekati asumsi-asumsi secara cermat, mengenai seberapa besar tingkat keberhasilan usaha.

Adapun manfaat lain dari proposal usaha adalah semakin jelasnya sumber-sumber keuangan. Hal ini dimungkinkan karena hal berikut ini.
1) Proposal usaha dapat menjadi sebuah gambaran awal dan seberapa jauh kemampuan manajerial seseorang wirausahawan.
2) Dapat mengidentifikasikan adanya risiko kritis pada saat penting, guna memudahkan penentuan langkah antisipasi.
3) Memberikan informasi potensi pasar dan perkiraan market share yang mungkin diraih.
4) Memberikan sumber-sumber finansial yang jelas, dokumen ringkas yang mengandung informasi penting dan evaluasi finansial.
5) Memberikan gambaran tentang kemampuan wirausahawan untuk memenuhikewajibannya.

Oleh karena proposal usaha itu dibuat bukan untuk dikonsumsi sendiri, melainkan untuk pihak lain yang terkait, seperti bankir, investor, konsumen, konsultan, pengacara, pemerintah daerah, dan sebagainya, maka wirausahawan dalam menyajikan proposal usaha harus selengkap mungkin. Dengan bahasa yang mudah dipahami dan sederhana.

Ada beberapa hal yang sebaiknya dimiliki oleh wirausahawan atau tim penyusun proposal usaha, yaitu sebagai berikut.
1)      Pengetahuan, teknologi, daya kreatifitas, inisiatif, dan inovatif.
2)      Kemampuan membuat proyeksi keuangan.
3)      Kemampuan dalam bidang pemasaran.
4)      Pengalaman dalam bidang usaha yang digelutinya.

Keseluruhan isi proposal usaha mendorong wirausahawan untuk menganalisis keseluruhanaspek usaha dan mempersiapkan alternatif strategi yang efektif untuk menghadapi situasi yang ada.

B.      Sistematika Penyusunan Proposal Usaha

1.  Petunjuk Penyusunan Proposal Usaha
Menetapkan jenis usaha yang diinginkan dan sekaligus menguntungkan adalah pekerjaan yang tidak mudah. Seorang wirausahawan harus bersedia bekerja keras mencari informasi kira-kira usaha apa yang paling cocok dan menguntungkan.
Setelah mempunyai keyakinan yang mantap , tindakan selanjutnya adalah menyusun proposal usaha. Namun, secara umum, proposal usaha harus disusun berdasarkan analisis wirausahawan terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang akan dihadapi.

Ada beberapa petunjuk dalam penyusunan proposal usaha.
a)        Menetapkan jenis usaha yang diinginkan.
b)        Menetapkan aspek produk yang akan dibuat.
c)         Menetapkan apek pemasaran produk.
d)        Menetapkan aspek teknis, penyaluran produk.
e)        Menetapkan aspek organisasi dan manajemen.
f)         Menetapkan aspek yuridis
g)        Melaksanakan aspek administrasi.
h)        Mengetahui aspek keuangan.
i)          Mempelajari aspek kebijakan pemerintahan daerah.
j)          Mempelajari aspek ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan).

    Tidak ada aturan baku yang mengatur dalam penyusunandraf proposal usaha. Akan tetapi, pada umumnya proposal usaha memuat hal-hal sebagai berikut.
a.   Halaman Depan
Pada halaman depan dicantumkan nama dan alamat perusahaan serta nama orang yang bertanggung jawab.

b.   Daftar Isi
Berisi kerangka proposal usaha dengan dilengkapi nomor halaman.

c.   Penjelasan Perusahaan
Dalam proposal usaha diungkapakan strategi perusahaan dan tim manajemen pengelola perusahaan.

d.   Pemasaran
Menjelaskan mengenai pasar yang dituju, besar potensi pasar dan berbagai strategi serta ramalan tentang target konsumen pada masa mendatang.

e.   Produk yang Dihasilkan
Menjelaskan tentang kualitas, kuantitas, kegunaan, dan keistimewaan barang dan jasa yang dihasilkan.

f.    Peningkatan Omset Penjualan
Menjelaskan tentang teknik promosi yang akan digunakan, tenaga penjual, perwakilan penjual yang perlu diangkat di berbagai daerah.

g.   Permodalan
Menjelaskan mengenai rencana permodalan dan proyeksinya, neraca pendahuluan, aliran kas, dan pendapatannya.

h.   Apendiks
Berisi berbagai keterangan yang diperlukan untuk melengkapi proposal usaha, misalnya akte pendirian, SIUP, SITU, ANDAL, dan sertifikat usaha.



Contoh Draf Proposal Usaha Model I

Bagian I       :           Pendahuluan

A.      Nama dan alamat perusahaan
B.      Nama dan alamat penanggung jawab
C.      Informasi usaha

Bagian II      :          Deskripsi Aspek-Aspek Usaha
A.      Deskripsi umum usaha
B.      Latar belakang industri
C.      Sejarah dan latar belakang perusahaan
D.      Tujuan dan pembagian waktu
E.       Kenaikan produk atau pelayanan

Bagian III      :         Aspek Pemasaran
A.  Penilaian dan analisis
1.       Target pasar atau konsumsi
2.       Ukuran dan tren pasar
3.       Situasi persaingan
4.       Kalkulasi/perkiraan bagian pasar
B.  Rencana pemasaran
1.       Strategi pasar
2.       Masalah penetapan harga
3.       Periklanan dan promosi

Bagian IV       :        Penelitian, Model dan Pengembangan
A.      Pengembangan dan rencana desain
B.      Hasil-hasil penelitian teknologi
C.      Kebutuhan asisten penelitian
D.      Struktur biaya

Bagian V         :       Aspek Pabrik
A.      Analisis lokasi
B.      Kebutuhan Produksi (fasilitas dan peralatan)
C.      Penyuplai/faktor transportasi
D.      Suplai tenaga kerja
E.       Data biaya pabrik

Bagian VI         :     Aspek Manajemen
A.      Tim Manajemen
B.      Struktural legal (perjanjian cadangan barang perjanjian tenaga
         kerja, kepemilikan)
C.      Susunan direktur, penasihat, konsultan, dan lain-lain
 
Bagian VII       :       Aspek Manajemen
A.      Masalah-masalah yang potensial
B.      Risiko dan hambatan
C.      Tindakan alternatif

Bagian VIII       :      Aspek Finansial
A.  Perkiraan finansial
1.       Keuntungan dan kerugian
2.       Arus kas
3.       Analisis break even point
4.       Biaya

Bagian IX         :      Aspek Jadwal Pembagian Waktu
A.      Penentuan waktu dan tujuan
B.      Batas waktu
C.      Hubungan peristiwa-peristiwa

Bagian X          :      Apendiks atau Bibilografi
1.       Surat-surat
2.       Data penelitian pasar
3.       Surat-surat kontrak dan dokumen perjanjian lainnya
4.       Daftra harga dari pemasok barang


Kerja Tim (Teamwork)




A.    Pengertian Team Work
Teamwork (Kerja Tim) adalah pekerjaan yang dilakukan oleh sebuah tim mencapai tujuan bersama. Tim adalah kumpulan orang yang apabila bergabung sebuah tim akan memiliki kebutuhan tertentu. 
  


Ada beberapa faktor yang mendasari dibentuknya team work:

  1. Pemikiran dua orang atau lebih cenderung lebih baik daripada pemikiran satu orang saja.
  2. Bahwa hasil tim jauh lebih baik daripada hasil individual
  3. Anggota tim yang saling mengenal dan saling percaya dapat saling membantu ketika menghadapi persoalan
  4.  Memperingan tugas yang harus dipikul oleh masing-masing pihak;
  5. Menghemat tenaga, pikiran dan dana yang biasanya sangat terbatas dalam setiap kegiatan;
  6. Dengan dana, tenaga, pikiran yang tersedia, dapat menghasilkan lebih banyak;

B.    Prinsip-Prinsip Bekerja Dalam Tim
Teamwork bukan hanya aktivitas menyatukan orang, lalu memberitahu apa yang harus dia  lakukan. Tim tidak akan berjalan lancar jika dalam tim terdapat anggapan seperti ini. Terdapat faktor-faktor penghambat kesuksesan tim, antara lain :

  1. Identitas pribadi anggota, anggota tidak sepenuh hati meleburkan diri dalam team dikarenakan masih mencoba-coba cocok atau tidak cocok keberadaannya dalam team.
  2. Hubungan antar anggota team, dimana anggota tim yang kurang saling mengenal
  3. Ada anggota yang kurang memiliki motivasi juang sehingga ada anggota team yang berjuang bagi kemajuan organisasi sementara yang tidak memiliki motivasi tersebut, sehingga menimbulkan ketimpangan. Salah satu tantangan berat yang sering dihadapi pimpinan adalah bagaimana ia dapat menggerakkan para anggotanya agar senantiasa mau dan bersedia mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk kepentingan organisasi.
  4. Menentang : mengeritik, menyalahkan orang lain, menunjukkan sikap menentang kelompok atau perorangan, dan merendahkan orang lain.
  5. Menghalangi kemajuan anggota kelompok dalam mencapai sasarannya
  6. Berusaha mendominasi di dalam kelompok
  7. Berperilaku pasif, bersikap masa bodoh, tak peduli terhadap situasi kelompok


Untuk itu dalam kerja tim terdapat prinsip-prinsip tertentu yaitu:
1.   Komunikasi dan mendengarkan efektif
Komunikasi adalah inti dari keberhasilan tim.Tujuan tim akan tercapai dengan baik apabila komunikasi dalam tim itu berjalan efektif. Dan sebaliknya apabila komunikasi dalam tim itu tidak berjalan dengan baik maka tujuan yang akan dicapaipun secara  sempurna. Dalam komunikasi ada dua pihak yang terlibat. Yaitu pengirim pesan (komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Sebagai komunikator harus pandai-pandai menyampaikan pesan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan jelas serta tidak bertele-tele. Dan sebagai komunikan harus memiliki kemampuan untuk memahami pesan yang disampaikan komunikator.

2.   Menyelesaikan Konflik
Kesalahan yang sering dilakukan oleh anggota tim adalah menghindari konflik dengan insting dan emosi. Solusinya tim menggunakan pendekatan yang efektif dan konsisten yaitu dengan mengidentifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan masalah memilih alternatif pemecahan masalah, melaksanakan alternatif tersebut dan mengevaluasi alternatif yang di pilih.

3.   Keragaman tim
Menjadi tantangan karena keragaman tersebut bisa menimbulkan konflik. Di sisi lain keagaman tersebut bisa menjadi peluang, contohnya: keragaman dalam hal pengetahuan, kemampuan, keterampilan bisa disatukan untuk mempermudah mencapai tujuan dalam tim.

4.   Motivasi Tim
Motivasi tidak timbul begitu saja pemimpin dan anggota tim perlu menyadari faktor-faktor dan tekhnik yang bisa diambil untuk menambah motivasi tim. Karena adanya keragaman tim motivasi yang di berikan kepada masing-masing anggota tim pasti berbeda.
Proses yang dapat dilakukan untuk menambah motivasi :         
a.   Membangun keyakinan dan kesadaran dalam team work untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan
b.   Sharing atau saling berbagi merupakan suatu tuntutan sebuah organisasi agar semua anggota team dapat memahami apa yang dia hadapi secara bersama

Jika mengikuti atau fokus pada prinsip-prinsip tersebut maka sebuah tim akan berada pada jalur yang tepat untuk mendapatkan manfaat sebuah tim.

   C.   Bentuk-bentuk Kerja Tim
Sebuah tim yang dinamis akan bekerja dengan baik, apabila masing-masing anggota menyadari dan memahami dalam sebuah tim. Di dalam sebuah tim pasti akan ada yang namanya pembagian kerja. Pembagian kerja adalah sesuai dengan karakter dan keahliannya dari masing-masing anggota. Maksudnya adalah pimpinan sebuah tim harus memilih tugas anggota tim yang sesuai dengan karakter dan keahlian yang di miliki oleh anggota tim. Pimpinan sebuah tim harus biasa mengkoordinasi masing-masing anggota. Mereka bekerja dengan suatu arah tujuan yang telah ditentukan.
Untuk dapat bekerja dengan baik dan dinamis maka anggota tim harus mengikuti tata cara yang baik di bawah ini :
1.  Dengarkan terlebih dahulu pendapat anggota tim yang lain baru kemudian putuskan bagaimana menanggapinya.
Maksudnya adalah jika ada seorang anggota tim yang ingin mengeluarkan pendapat, sebaiknya kita dengarkan terlebih dahulu, jika sudah selesai, kemudian kita putuskan bagaimana menanggapi pendapat anggota tim tersebut.
2.   Akui bahwa setiap orang memiliki pendapat tentang semua hal.

3.  
Akui perbedaan pendapat.
Untuk point yang kedua dan ketiga hampir sama, yang maksudnya adalah kita sebagai anggota tim yang baik harus menerima semua pendapat orang lain, karena setiap pemikiran dari masing-masing orang berbeda-beda.
4.   Gunakan model resolusi konflik tim.
Jangan edarkan informasi atau tugas dalam bentuk isian dimana Anda sendiri tidak ingin menerima informasi dalam bentuk isian semacam itu.
Artinya adalah kita sebagaianggota tim jangan  mau menerima dan mengedarkan informasi atau tugas dalam bentuk surat, lebih baik dari mulut anggota kita langsung.
5.  Jangan mau menerima lembaran isian dari orang lain yang ingin mendapat
      informasi
Maksudnya adalah kita harus berhati-hati dalam menerima lembaran isian dari orang yang ingin mendapatkan informasi dari kita , karena belum tentu orang itu bermaksud baik dengan kita, bisa saja mereka ingin tahu tentang rahasia-rahasia perusahaan kita.
6.    Apabila meragukan tentang segala sesuatu, carilah kejelasan.
Maksudnya adalah jika kita ragu akan sesuatu hal. Sebaiknya kita cari tahu penjelasan yang kita ragui itu, supaya kita bisa yakin.
7.   Asumsi sangatlah berbahaya, Anda boleh berasumsi hanya jika keadaan mengharuskan
Maksudnya adalah kita boleh me4nggunakan asumsi, jika benar-benar sudah tidak ada alternative lainnya, tetapi jika masih ada alternative yang baik sebaiknya kita jangan menggunakan asumsi, karena itu berbahaya.

8.  Buatlah secara jelas batas-batas tanggung jawab Anda dan bagaimana kesesuainnya dengan tanggung jawab anggota tim yang lain.
Maksudnya adalah kita harus buat batasan-batasan tanggung jawab masing-masing anggota tim, sehingga masing-masing anggota kita mengetahui batasan-batasan tanggung jawab yang man yang perlu kita lakukan atau tidak.

9.    Selalu beritahu orang-orang yang perlu mengetahui apa yang Anda ketahui.
Maksudnya adalah jika kita mendapatkan informasi penting mengenai pekerjaan atau tugas, kita harus memberitahu masing-masing anggota tim lainnya.

10.  Jika Anda memiliki masalah atau hal-hal yang tidak se3pakat dengan anggota tim yang lain, katakan padanya jangan pada orang lain.
Maksudnya adalah jika kita mempunyai perbedaan pendapat denggan anggota tim yang lain, sebaiknya katakana padanya, jangan kita katakan pada orang lain, karena jika kita katakan pada orang lain, nanti orang tersebut menyampaikannya beda dengan apa yang kita katakan.

  D.  Manfaat Bekerja Dalam Tim
Tim yang dinamis biasanya bekerja dengan pola beragam dan memiliki anggota yang beragam pola. Sebuah tim yang memiliki model beragam biasanya menerima semua anggota dan menggunakan kekuatannya untuk menghasilkan manfaat bagi tim. Masing-masing anggota tim berorientasi pada opini, berorientasi pada persamaan dan berfokus pada tujuan.

1. Berorientasi pada opini
a. Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis,sifat berorientasi pada opini akan mengarahkan orang untuk tidak menghina orang lain.
b. Anggota yang berorientasi pada opini memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan agar orang lain memberi posisi istimewa pada gagasannya.
c.  Anggota tim menyatakan gagasannya dan meminta gagasan orang lain, bukan menunjukkan bahwa gagasannyalah yang memberi jawaban terhadap permasalahnnya.
d.  Mereka tidak hanya memfokuskan pada idenya sendiri, tetapi menginvestigasi pendapat orang lain.

2. Berorientasi pada Persamaan
a. Dalam kelompok beragam, rasa persamaan merupakan titik awal dari komunikasi yang efektif.
b. Anggota tim yang berorientasi pada persamaan melihat keragaman sebagai suatu keunggulan. “Perbedaan yang kita miliki memungkinkan kita untuk mengecek setiap sisis, sudut, puncak dan dasar suatu permasalahan”.
c. Sebuah tim yang berorientasi pada persamaan mengandalkan semua    anggotanya.
d.  Kepercayaan terhadap anggota tim meningkatkan produktivitas.

3. Berfokus pada tujuan
a. Anggota tim yang memfokuskan pada tujuan kelompok, kecil kemungkinannya akan bercekcok dikarenakan keunikan masing-masing angoota.
b. Keseluruhan anggota tim memiliki tujuan yang sama.
c. Bagi anggota tim yang berfokus pada tujuan, keunikan masing-masing anggota bukan masalah.
d. Anggota tim mengakui bahwa individu juga memiliki tujuan, dan mungkin      tujuan tersebut bisa bertentangan dengan tujuan tim.
e. Keunikan anggota tim yang muncul ke pemukaan segera diatasi, tidak dibiarkan sampai melahirkan masalah.


 


  E.  Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kehidupannya, hampir tidak ada yang dapat dilakukan oleh manusia secara sendirian. Mereka akan senantiasa membutuhkan peran dari yang lainnya. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika hampir semua pekerjaan yang dilakukan selalu melibatkan sekelompok orang yang bekerja secara bersama dengan tujuan yang sama. Sekelompok orang yang bekerja secara bersama untuk maksud tertentu inilah yang disebut sebagai tim.
Bekerja dalam tim akan meringankan beban yang harus dipikul. Namun perlu diingat bahwa hal ini dapat dicapai jika tim tersebut benar-benar efektif. Tim yang efektif dicirikan oleh tujuan (goal) bersama yang jelas dan dipahami oleh paradigma yang sama dari setiap anggota tim. Semua anggota akan merasa terdorong untuk mencapai tujuan tersebut dan menempatkan prioritas tim lebih tinggi dibandingkan dengan prioritas masing-masing. Dengan pemahaman yang sama tentang goal yang ingin dicapai, semua anggota tim dapat bersinergi sehingga pekerjaan yang beratpun akan terasa lebih ringan.
Secara sederhana, kunci dalam membangun dan mengelola tim itu adalah komunikasi dan rasa saling percaya dalam tim tersebut. Orang-orang yang berada di dalam tim dengan penempatan sesuai dengan skil masing-masing merupakan potensi besar bagi tim. Namun, tanpa komunikasi serta rasa saling percaya, potensi tersebut tidak mampu berkontribusi untuk kemajuan tim.
Komunikasi serta rasa saling percaya saling berkaitan. Komunikasi yang baik dibangun di atas rasa saling mengerti dan memahami antar anggota tim, termasuk di dalamnya pemimpin tim. Rasa saling mengerti dan memahami ini dapat muncul ketika satu sama lain mengenal sifat ataupun karakter masing-masing. Secara naluriah, manusia adalah makhluk yang senantiasa ingin dipahami dan dimengerti. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memahami setiap diri dalam tim. Mungkin, dapat dimulai dari sharing tentang keluarga, kesukaan, hobby, hingga hal-hal yang lebih dalam. Ketika sudah muncul rasa saling mengerti dan memahami, semua orang dalam tim akan saling percaya.
Rasa saling percaya sangat dibutuhkan saat bekerja dalam tim. Rasa percaya ini akan menumbuhkan komitmen untuk bekerja dalam tim. Ketika seorang pemimpin tidak menaruh rasa percaya kepada anggotanya, dia akan ragu-ragu dalam memberikan suatu tugas ataupun tanggungjawab kepada anggotanya. Anggota tim dapat menangkap pesan keraguan tersebut dari pemimpinnya. Hal ini dapat menibulkan distrust (ketidak percayaan) terhadap pemimpin mereka dan terhadap diri mereka sendiri. Respon yang muncul kemudian adalah mereka tidak seratus persen berkomitmen dengan tugas ataupun tanggungjawab yang diberikan oleh pemimpin tim.
Rasa saling percaya juga akan memberikan kenyamanan untuk saling bertukar pikiran dan berbagi ketika terdapat permasalahan yang timbul, baik permasalah pribadi maupun permasalah tim. Keterbukaan inilah yang kemudian memudahkan seorang pemimpin ataupun anggota tim untuk mampu mendefinisikan problem ketika terjadi krisis yang harus dihadapi.
Terlepas dari komunikasi dan rasa saling percaya, penghargaan merupakan hal yang mendukung dalam keberjalanan tim. Manusia senantiasa ingin dihargai. Dalam bukunya yang telah diterjemahkan dan berjudul “Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain”, Dale Carnegie mengungkapkan bahwa rahasia besar dalam berurusan dengan manusia adalah penghargaan. Oleh karena itu, hargailah semua pekerjaan ataupun tugas yang telah dilakukan dengan baik oleh setiap anggota tim. Kadangkala, penghargaan itu tidak harus berupa uang, namun dapat juga berupa perhatian kita terhadap mereka seperti pemberian ucapan selamat, dan mungkin memberikan tanggungjawab yang lebih besar.
Akhirnya, semua hal yang ada dalam tim pasti membutuhkan seorang pemimpin untuk memandu mereka. Pemimpin yang baik harus mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Ketika tim berada dalam kondisi dan situasi yang menguntungkan, pemimpin harus mampu untuk senantiasa menghargai anggotanya dan mendorong mereka untuk bekerja lebih baik guna mencapai tujuan bersama. Saat tim berada dalam keterpurukan, pemimpin harus mampu untuk memotivasi anggotanya dan menginisiasi tim untuk berpikir bersama mencari solusi bersama untuk keluar dari keterpurukan. Namun hal ini tidak serta merta menjadikan pemimpin sebagai tumpuan. Pemimpin tidak perlu menjadi orang yang paling tahu, tapi pemimpin tim harus menjadi orang yang pertama kali bangkit ketika terpuruk dan menghimpun semua anggota tim untuk memikirkan jalan keluar. Tentunya, tim tidak hanya ditentukan oleh seorang yang dalam tim, seperti ketua tim, namun oleh akumulasi orang yang berada dalam tim tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sebenarnya teamwork tidak sama dengan team. Tim adalah stuktural sifatnya dalam organisasi sedangkan “teamwork” merupakan suatu budaya, sikap, perasaan, sistem dan keterampilan. Oleh karena itu suatu tim yang tidak memiliki “teamwork” hanyalah sekadar nama. Perusahaan dapat membangun puluhan tim tapi belum tentu memiliki “teamwork”.
Ada 3 cara yang dapat ditempuh agar sebuah tim bisa mencapai tujuan :
1. Membiasakan staf untuk melaksanakan janji secara internal. Mereka yang terlibat dalam suatu proses yang sama dibiasakan untuk berkomunikasi, berdikusi dan kemudian membuat janji secara internal kepada sesama staf. Setiap staf perlu dilibatkan dan biasa untuk mempunyai tanggung jawab memenuhi janji kepada sesama anggota tim yang lain.
2. Langkah kedua adalah dengan mengukur dan memberi bonus kepada pekerjaan tim. Diperlukan suatu metode untuk mengukur tingkat kerjasama. Pemberian bonus dengan mengacu kepada tim akan sangat cepat menghidupkan norma atau nilai-nilai “teamwork”.
3. Pelatihan yang bersifat mengembangkan teamwork dapat diberikan melalui penyuluhan dan berbagai seminar serta “workshop”.
Ciri-ciri Team yang Efektif diantaranya adalah:
a.    Adanya tujuan bersama yang jelas (Clear Objective)
b.    Kepemimpinan yang tepat (Approtiate Leadership)
c.    Keanakbuahan yang memadai (Sufficient Followership)
d.    Rasa ikut memiliki (Sense of Belonging) dan komitmen (Commitment)
e.    Kebersamaan (Intergroup Relation) dan saling percaya (Trust)
f.     Loyalitas dan dedikasi pada team dan Pimpinan
g.    Kerjasama (Teamwork)